Perbedaan Downbursts dan Tornado

Published November 13, 2012 by tarunalangitan

 

Image

Bagaimana downbursts terjadi?

Udara dingin turun dari tingkat menengah dan atas badai (jatuh dengan kecepatan kurang dari 20 kilometer per jam) kemudian udara dingin tersebut turun hingga permukaan bumi, ia mulai “menggulung”
Sebagai “gulungan” udara dingin yang mempunyai arah putaran keluar,yang dikompresi sehingga menyebabkan kecepatan angin meningkat secara drastis – kadang-kadang bahkan lebih kuat dari angin tornado!

istilah downburst dan microburst … apa bedanya?

Downburst adalah sebuah angin downdraft kuat yang menyebabkan  kerusakan pada permukaan tanah
Istilah “microburst” menggambarkan ukuran downburst tersebut.

Image

Perbedaan downbursts dengan tornado?

Tornado arah pusaran angin semua mengalir ke dalam tornado.
Downbursts arah pusaran angin semua mengalir keluar dari downburst

Image

PERGERAKAN MASSA UDARA

Published May 27, 2012 by tarunalangitan

 


Teori Dasar

 Dalam percobaan ini, kami akan memperagakan cara membuat arus pergerakan massa udara dengan menggunakan perbedaan temperatur. Lalu kami akan membuktikan perbedaan kecepatan gerak untuk 2 massa udara yang dihasilkan dari perbedaan temperatur yang berbeda-beda.

 Percobaan ini didasarkan pada salah satu gaya dasar gerak atmosfer, yaitu gaya gradien tekanan. Tinjau sebuah unsur volume differenesial udara yang berpusat di titik (Xo,Yo,Zo), δV = δX δY δZ


Komponen x gaya gradien tekanan yang bekerja pada sebuah unsur zat alir (fluida). Karena gerak molekular acak, maka momentum secara terus menerus diberikan pada dinding unsur volume oleh udara lingkungan. Jika tekanan pada pusat unsur volume dinyatakan dengan Po, maka tekanan pada dinding A dapat dinyatakan dalam deret ekspansi Taylor

 


Dengan mengabaikan suku orde tinggi maka gaya tekanan yang bekerja pada dinding A adalah :

 


Dengan cara yang sama, diperoleh gaya yang bekerja pada dinding B, yaitu :

 

Jadi komponen X gaya tekanan netto yang bekerja pada unsur volume adalah :

 

Massa unsur volume differensial adalah

 m = ρ δX δY δZ

 Karena itu, komponen x gaya grtadien tekanan per satuan massa adalah :

 

Kecepatan gerak massa udara :

Percobaan

Alat-alat yang dibutuhkan

1.    Sepotong obat nyamuk bakar sepanjang 5 cm beserta alat penyangganya

2.    Korek api

3.    Dua stoples kaca 1 liter dengan lebar mulut yang sama

4.    Kartu indeks berukuran 7,5 x 12,5 cm

5.    Lampu duduk

6.    Lembaran kertas hitam berukuran 22,5 x 30 cm

7.    Pita isolasi

8.    Stopwatch

Catatan : Dalam Percobaan ini diperlukan sebuah lemari es dan dilakukan di atas sebuah meja di luar ruangan.

 

Langkah kerja

1.      Ikuti petunjuk bagaimana memasang obat nyamuk bakar pada alat penyangganya dan cara menyalakan obat nyamuk bakar tersebut.

2.      Baliklah salah satu stoples dan letakkan stoples tersebut diatas obat nyamuk yang menyala sampai stoples dipenuhi dengan asap.

3.      Angkat stoples dan tutup mulutnya dengan kartu indeks.

4.      Letakkan di atas meja dan dekatkan ke lampu duduk.

5.      Letakkan stoples kosong yang kedua di lemari es

6.      Ambil stoples dari lemari es. Letakkan kedua stoples di atas meja dengan posisi horizontal  sehingga mulut stoples saling berhadapan. Letakkan kartu indeks di antara kedua mulut stoples.

7.      Berdirikan selembar kertas hitam di belakang kedua stoples dengan merekatkan pada dasar stoples dengan menggunakan isolasi.

8.      Perlahan angkat sedikit tarik kartu indeksnya dan satukan kembali mulut stoples. Lakukan ini dengan hati-hati jangan sampai menggerakan salah satu stoples.

9.      Siapkan stopwatch untuk menghitung waktu yang dibutuhkan massa udara panas tersebut untuk memenuhi stoples yang berisi massa udara dingin.

10. Aturlah letak lampu sehingga asap kelihatan sejelas mungkin.

11. Amati isi kedua stoples.

 

Percobaan

Percobaan ini dilakukan sebanyak 4 kali, dengan lama pendinginan stoples berbeda-beda. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kita memperoleh temperatur yang berbeda-beda untuk stoples yang berisi parsel udara dingin sedangkan stoples yang berisi parsel udara panas diisi asap obat nyamuk dengan waktu yang sama untuk masing-masing percobaan. Dengan perbedaan lamanya pendinginan untuk stoples berisi parsel udara dingin ini, kita peroleh perbedaan temperatur antara kedua stoples. Jadi untuk stoples yang didinginkan lebih lama akan memiliki perbedaan temperatur yang lebih besar dengan stoples dengan massa udara panas.

Percobaan I

Stoples 1 diisi parsel udara panas dari asap obat nyamuk selama 10 menit

Stoples 2 diisi parsel udara dingin yang disimpan di lemasi es selama 10 menit

Hasilnya : Parsel udara panas bergerak hingga mencapai ujung stoples yang berisi udara dingin dalam waktu 8.7 detik

Percobaan II

Stoples 1 diisi parsel udara panas dari asap obat nyamuk selama 10 menit

Stoples 2 diisi parsel udara dingin yang disimpan di lemasi es selama 20 menit

Hasilnya : Parsel udara panas bergerak hingga mencapai ujung stoples yang berisi udara dingin dalam waktu 8.2 detik

Percobaan III

Stoples 1 diisi parsel udara panas dari asap obat nyamuk selama 10 menit

Stoples 2 diisi parsel udara dingin yang disimpan di lemasi es selama 30 menit

Hasilnya : Parsel udara panas bergerak hingga mencapai ujung stoples yang berisi udara dingin dalam waktu 7.9 detik

Percobaan IV

Stoples 1 diisi parsel udara panas dari asap obat nyamuk selama 10 menit

Stoples 2 diisi parsel udara dingin yang disimpan di lemasi es selama 40 menit

Hasilnya : Parsel udara panas bergerak hingga mencapai ujung stoples yang berisi udara dingin dalam waktu 6.6 detik

  Untuk lebih jelasnya, percobaan di atas dapat kita lihat melalui tabel dan grafik berikut:

 

Lamanya Pendinginan Stoples 1 (menit)

Lamanya Pendinginan Stoples 2 (menit)

∆t

waktu tempuh (sekon)

10

10

0

8,7

10

20

10

8,2

10

30

20

7,9

10

40

30

6,6

 

 

 

 

 

Seperti yang telah dijelaskan pada teori dasar bahwa tekanan berbanding terbalik dengan waktu. Sedangkan tekanan berbanding lurus dengan temperatur. Artinya, perbedaan temperatur sebanding dengan perubahan tekanan. Sehingga, perbedaan temperatur inilah yang menjadi acuan kita sebagai parameter dari gaya gradien tekanan.

Lamanya sebuah stoples didinginkan di dalam lemari es berpengaruh terhadap temperatur stoples. Semakin lama stoples didinginkan, maka semakin rendah temperatur yang didapatkan, begitu juga sebaliknya. Semakin singkat waktu pendinginan sebuah stoples, maka semakin tinggi temperatur stoples. Karena temperatur stoples berada di bawah nol, maka beda temperatur untuk stoples yang semakin lama didinginkan dengan stoples yang dihangatkan dengan obat nyamuk akan semakin besar. Maka semakin besar pula gradien tekanan dari kedua stoples. Sebaliknya beda temperatur antara stoples yang hanya didinginkan sebentar dengan stoples yang diasapi obat nyamuk akan semakin kecil. Sehingga beda tekanan antara kedua stoples ini semakin kecil. Dan dari perbedaan temperatur inilah didapatkan waktu tempuh asap obat nyamuk dari stoples 1 ke stoples 2.

 Dari hasil percobaan yang digambarkan melalui tabel dan grafik di atas terbukti bahwa dengan perbedaan temperatur yang semakin besar antara kedua stoples menyebabkan waktu yang diperlukan untuk massa udara panas bergerak semakin kecil, dengan demikian kecepatan gerak parsel massa udara panas semakin besar. Sebaliknya semakin kecil perbedaan temperatur antara kedua stoples menyebabkan waktu yang diperlukan untuk massa udara panas bergerak semakin besar, dengan demikian kecepatan gerak parsel massa udara panas semakin kecil.


Jika Vo = 0

 Maka kecepatan pada t tertentu menjadi :

 

bisa kita lihat bahwa perubahan tekanan berbanding terbalik dengan waktu :

 

Jadi semakin besar tekanan yang bekerja pada parsel udara maka semakin kecil waktu yang dibutuhkan untuk bergerak. Kita ketahui pula bahwa kenaikan tekanan berbanding lurus dengan bertambahnya temperatur. Jadi semakin besar perbedaan temperature antara kedua toples maka kecepatan gerak udara panas lebih besar.

 

 

Deskripsi Front

Published November 3, 2011 by tarunalangitan

Deskripsi Umum Front

 Front adalah suatu wilayah pada posisi astronomis tertentu (biasanya sekitarlintang tinggi 66.5oLU/LS), dikenal sebagai wilayah transisi, suatu lokasipertemuan dua massa udara yang memiliki karakter yang berbeda baik secara fisik maupun magnitude. Secara sederhana front dapat diartikan sebagai daerahperbatasan rempat bertemunya dua massa udara. Adanya front mengakibatkancuaca sangat mudah berubah dan menyebabkan bayak terjadinya awan dan hujan.Awal pembentukan dari front ini sering disebut dengan Frontogenesis dan faseakhir pelenyapannya dikenal sebagai Frontolisis.Analisis front dapat dilakukan secara manual dan otomatis dengan bantuanperangkat lunak dan komputer. Analisis front secara manual biasanya denganmenggunakan peta sinoptik. Dengan memperhatikan unsur-unsur cuaca yang adapada peta seperti tekanan, suhu udara, jenis awan, titik embun dan unsur lainnyakita dapat menentukan daerah terjadinya front. Analisis front secara otomatisbiasanya dengan bantuan perangkat lunak dan data citraan satelit. Kemajuanteknologi mampu menentukan titik atau posisi terjadinya front secara akuratdalam tiga dimensi rauang dan waktu, tentu saja analisis front secara otomatisakan lebih memudahkan dalam proses analisi.

 Karakteristik Front (General Describtion)

 Front mempunyai ciri-ciri yang khusus, diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Sepanjang garis front terjadi angin yang bergerak dari arah yang berlawanan
  2.  Perbedaan suhu yang tajam
  3. Cuaca yang buruk seperti hujan badai selama 2 jam pada front dingin, sertahujan gerimis selama 2 hari pada front panas. Pada awal pembentukan frontterjadi kabut.
  4.  Pada lokasi sekitar front beda suhu udara T dan Td sangat kecil, bahkanhampir sama
  5. Garis isobar mengalami patahan, dan pada patahan tersebut terjadi siklon

 


.Gambar 2. Ilustrasi Ciri-ciri front (www.books.google.co.id)

 Kriteria yang digunakan untuk menentukan lokasi suatu front di permukaanpada peta cuaca (Ahrens, 2007) :

  1. Tajamnya perubahan suhu pada jarak yang relatif dekat,
  2. Perubahan pada kelembaban udara (ditunjukkan oleh perubahan suhutitik embun),
  3. Perubahan pada arah angin,
  4. Tekanan udara dan perubahan tekanannya,
  5. Awan dan pola presipitasi.

 Dalam suatu Front atau konvergensi massa udara, udara mengalamideformasi kompresi. Adapun tahap – tahap deformasinya biasa dibagi ke dalamempat tingkat, yaitu

  1. Tingkat normalUdara Kutub dari utara dan udara tropis dari selatan saling bertemu.
  2. Tingkat Deformasi
  3. Suatu putaran udara terjadi, arahnya berlawanan jarum jam di belahanbumi utara dan searah jarum jam di belahan bumi selatan.
  4. Tingkat deformasi frontalBidang front (diskontinuitas) terdeformasi kuat sehingga massa udaraterbelah dan udara panas terjepit diantara udara dingin. Udara dinginmenghujam di bawah udara panas, kemudian udara panas naik ke udaraatas yang lebih tinggi dalam bidang miring dimana disepanjang bidangFront panas akan terbentuk awan – awan Cirrus, Altostratus danAltocumulus. Disepanjang bidang Front dingin udara panasbersinggungan dengan udara dingin menyebabkan tidak stabil sehinggaudara panas naik dengan cepat dan menumbuhkan awan – awan konvektif Cumulus, Cumulus Congestus dan Cumulonimbus. Front dingin inilahyang menyebabkan hujan lebat, badai guruh dan hujan es.
  5. Tingkat OcclusionFront dingin akan bergerak lebih cepat di bandingkan dengan Front panas.Front dingin akan mengejar Front panas dan menutup jalannya dengancara menyatukan kedua Front yang akhirnya akan kabur dan kemudianmati (Occlusion).

Tahukah anda udara kering lebih berat dari udara basah

Published October 25, 2011 by tarunalangitan

Kebanyakan orang yang belum belajar fisika atau kimia sulit untuk percaya bahwa udara lembab lebih ringan, atau kurang padat, daripada udara kering. Bagaimana udara menjadi lebih ringan jika kita menambahkan uap air ke dalamnya?

Para ilmuwan telah mengetahui hal ini untuk waktu yang lama. Yang pertama adalah Isaac Newton, yang menyatakan bahwa udara lembab kurang padat dari udara kering pada tahun 1717 dalam bukunya, Optik. Namun, ilmuwan lain umumnya tidak memahami hal ini sampai akhir abad itu.

Untuk melihat mengapa udara lembab kurang padat dari udara kering, kita perlu beralih ke salah satu hukum alam fisikawan Italia Amadeo Avogadro ditemukan pada awal 1800-an. Dalam istilah sederhana, ia menemukan bahwa volume gas yang tetap, katakanlah satu meter kubik, pada temperatur dan tekanan yang sama, akan selalu memiliki jumlah yang sama molekul tidak peduli gas apa dalam wadah.

Kebanyakan awal buku kimia menjelaskan bagaimana ini bekerja.Bayangkan satu kubik udara kering sempurna. Ini berisi molekul nitrogen sekitar 78%, yang masing-masing memiliki berat molekul dari 28 (2 atom dengan berat atom 14).Lain 21% dari udara adalah oksigen, dengan masing-masing molekul yang memiliki berat molekul 32 (2 stoms dengan berat atom 16). Satu persen akhir adalah campuran dari gas-gas lain, yang kita tidak akan khawatir tentang.

Molekul bebas untuk bergerak masuk dan keluar dari kaki kubik udara kita. Apa Avogadro ditemukan membawa kita untuk menyimpulkan bahwa jika kita menambahkan air molekul uap ke kaki kubik udara kita, beberapa molekul nitrogen dan oksigen akan meninggalkan – ingat, jumlah molekul di kaki kubik udara kami tetap sama.

Molekul air, yang menggantikan nitrogen atau oksigen, memiliki berat molekul 18.(Salah satu atom oksigen dengan berat atom 16, dan dua hudrogen atom masing-masing dengan berat atom 1). Ini lebih ringan dari kedua nitrogen dan oksigen.Dengan kata lain, mengganti nitrogen dan oksigen dengan uap air menurunkan berat udara di kaki kubik, yaitu, itu menurun kepadatan.

Tunggu sebentar, Anda mungkin berkata, “Aku tahu air lebih berat daripada udara.”Benar, air cair lebih berat, atau lebih padat, dari udara. Tapi, air yang membuat udara lembab tidak cair. Ini uap air, yang merupakan gas yang lebih ringan dari nitrogen atau oksigen.


Komponen di Udara Kering

Dua komponen yang paling dominan di udara kering Oksigen dan Nitrogen. Oksigen memiliki satuan massa atom 16 dan Nitrogen memiliki massa atom 14 unit. Karena kedua unsur ini diatomik di udara – 2 dan 2, massa molekul Oksigen adalah 32 dan massa molekul Nitrogen adalah 28.

Uap air

Uap air hampir selalu hadir di udara. Konten dapat bervariasi dan jumlah maksimum yang mungkin dari uap air di udara kering tergantung pada suhu udara.

Uap air – 2 O – terdiri dari satu atom oksigen dan dua atom Hidrogen. Hidrogen adalah elemen paling ringan di 1 unit atom, sementara Oksigen adalah 16 unit atom. Jadi uap air atom memiliki massa atom 18 unit atom. Dengan 18 unit atom uap air lebih ringan dibandingkan Oksigen diatomik dengan 32 unit dan Nitrogen diatomik dengan 28 unit.


  

  

Komponen di Udara Kering

Rasio Volume dibandingkan dengan Kering Udara

Massa molekul – M 
(Kg / kmol)

Massa molekul di udara

Oksigen

0.2095

32.00

6.704

Nitrogen

0.7809

28.02

21.88

Karbon Dioksida

0.0003

44.01

0.013

Hidrogen

0.0000005

2.02

0

Argon

0.00933

39.94

0.373

Neon

0.000018

20.18

0

Helium

0.000005

4.00

0

Krypton

0.000001

83.8

0

Xenon

0.09 10 -6

131.29

0

Jumlah Massa Molekul Air

28.97

 

MATEMATIKA

Published October 22, 2011 by tarunalangitan

CHAPTER I

Materi

1.      Deret > deret tak terhingga, deret tak terhingga dengan suku-suku positif, tes intergal untuk menunjukkan ke konvergenan deret dengan suku-suku positif dan negatif, deret taylor, deret mc laurrin, deret faurie.

2.      Matrik > penjumlahan pengurangan perkalian matrik, matrik tranpose, adjoint matrik, matrik invers determinan.

3.      Fungsi > komplek, bidang argon, penjumlahan pengurangan perkalian dengan pembagian fungsi komplek.

4.      Barisan > himpunan besaran U1, U2, U3 yang disusun dalam urutan tertentu dan masig-masing sukunya dibentuk menurut pola yang tertentu pula yaitu Ur=f( r ).

Contoh :

1, 3, 5, 7 …..    barisan berikutnya haruslah 9

2, 6, 18, 54 …  barisan berikutnya haruslah 162

Demikian juga 1, -5, 37, 6  adalah barisan juga tetapi polanya tidak begitu jelas dan suku berikutnya tidak dapat diketahui langsung.

Barisan berhingga adalah barisan yang banyak sukunya berhingga.

Barisan tak berhingga adalah barisan yang tiada akhirnya.

DERET

            Deret dibentuk oleh jumlah suku-suku barisan

Contoh :

1, 3, 5, 7 …..    barisan

1+3+5+7 …..    deret

Suku-suku deret akan dinyatakan sebagai berikut :

U1       suku pertama

U2       suku kedua

U3       suku ketiga dan seterusnya

Ada dua jenis deret khusus yaitu

II  Deret hitung ( arithmetic series )

Salah satu contoh deret hitung adalah deret 2+5+8+11+14 …..

Pertambahan yang disebut beda ( common diference ) yaitu 3, d=3

11-8=3                         5-2=3

Deret hitung umunya dapat ditulis a+(a+d)+(a+2d)+(a+3d)+ …..

Dimana a= suku pertama         d= beda

Dan      a. Suku ke-n = a+(n-1)d

            b. jumlah n = suku yang pertama

Sn=n/2 ( 20+(n-1)d )

Contoh :

a.       Cari jumlah suku 20 yang pertama dari deret 10+6+2-2-6

Jawab :

10+6+2-2-6

a = 10

d = 2-6 = -4

      20 = 10+ ( 20-1)x -4

           = 10+ ( 19)x -4

           =10+ ( -56 )

           = -66                                   Sn = n/2 (20+ ( 20-1) x -4 )

                                                           = 20/2 (20+ ( 19 x -4 )

                                                           = 10 x -56 = -560

            Latihan

1.      Jika suku ke-7 = 22  suku ke-12 = 37 tetapkan deret ?

Jawab

U7 = 22           U12 = 37

d = U12 – U7

        12 – 7

   = 37 – 22

          5

    = 15 = 3 jadi d = 3                           U7 = a + (n – 1) x d

        5                                                  22   = a + (7 – 1)x 3

                                                             22 = a + (6)x 3

                                                            22 = a + 18

                                                             a = 22 – 18

                                                             a = 4

2.      Jika suku ke-6 = 5  suku ke-10 = 21 tentukan jumlah 30 suku pertama ?

Jawab

U6 = 5                         U10 = 21

d = U10 – U6

         10 – 6

    = 21 – 5

          4

    = 16

        4

 d = 4                           U6 = a + (n – 1)x d

                                       5 = a + (6 – 1)x 4

                                       5 = a + 20

                                       a = 20 – 5

                                       a = 15

Sn = n (30+ (30 – 1)x 4

        2

     = 30/2 (30+ (29 x 4)

     = 15 (30 + 119)

     = 15 x 146

     = 2190

MEAN ARITMETIK

            Kadang-kadang kita harus mencari rata-rata (mean) aritmatik duah buah bilangan p dan q. Ini berarti kita harus menyisipkan sebuah bilangan A diantara bilangan p dan q sedemikian rupa sehingga p + A + q membentuk suatu deret hitung.

A – p = d         dan q – A = d

A – p = q – A è 2A = p + q

A = p + q

         2

Ternyata mean aritmatik 2 bilangan tidak lain adalah harga tengah, jadi mean aritmatik dari 23 dan 58 adalah 40,5. Menyisipkan 3 buah aritmatik diantara bilangan yang diketahui p dan q kita harus menyisipkan p + A + B + C + q

Contoh

Sisipkanlah 3 buah mean aritmatik diantara 8 dan 18 ?

Jawab

8 + A + B + C + 18

a = 8                suku ke-5 = 18 è a + 4d = 18

jadi  8 + 4d = 18

            4d = 18 – 8

              d = 10 / 4 = 2,5

A = 8 + 2,5 = 10,5

B = 8 + 5 = 13

C = 8 + 7,5 = 15,5        jadi mean aritmatik yang dicari adalah 10.5, 13, 15,5

 

Latihan

Carilah 5 buah mean aritmatik diantara 12 dan 21,6

Jawab

12 + A + B + C + D + E + 21.6

a = 12              suku ke-7 = 21.6 è a + 6d = 21.6

jadi      12 + 6d = 21.6

                    6d = 21.6 – 12

                    6d = 9.6

                      d = 9.6 / 6 = 1.6

A = 12 + 1.6 = 13.6

B = 12 + 3.2 = 15.2

C = 12 + 4.8 = 16.8

D = 12 + 6.4 = 18.4

E = 12 + 8.0 = 20.0      jadi mean aritmatik yang dicari adalah 13.6, 15.2, 16.8, 18.4, 20.0

 

II. Deret Ukur ( deret goemetrik)

            Dinyatakan dengan DU : 1 + 3 + 9 + 27 + 81

Rasio = 27 : 9 = 3        9 : 3 = 3

Deret ukur mempunyai bentuk umum a + ar + ar2 + ar3

Dan harus diingat

1.      Suku ke-n = ar n-1

2.      Jumlah suku ke-n è Sn = a ( 1 – r n  )

   1 – r

Contoh

Untuk derat 8 + 4 + 2 + 1 + ½ …. tentukan jumlah suku pertama?

Jawab

a = 8                r = 4 : 8 = ½

Sn = a ( 1- rn )

          1 – r

    = 8 ( 1 – ½8 )

            1 – ½

    = 16 ( 1 – 1/256 )

             ½

    = 16 ( 256/256 – 1/256) è = 16 . 255/256

                                             = 4080/256

                                             = 255/16 è = 15. 15/16

STATISTIKA

Published October 20, 2011 by tarunalangitan

Chapter I

Statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara mengumpulkan, menata, menyajikan, menganalisis dan menginterprestasikan data menjadi informasi untuk membantu pengambilan keputusan yang efektif.

Statistik adalah suatu kumpulan angka yang tersusun lebih dari satu angka.

Jenis-jenis statistika

Statistika terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

1.    Statistika deskriptif : statistika yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat keputusan yang lebih luas. Statistik deskiptif mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran obyek yang diteliti sebagaimana adanya tanpa menarik kesimpulan / generalisasi. Dalam statistik deskriptif dikemukakan cara-cara penyajian data dalam bentuk tabel atau grafik atau diagram.

a.    Penyajian data

b.    Ukuran penyebaran

c.    Ukuran pemusatan

d.    Angka indeks

e.    Deret berkala

f.     Prediksi

2.    Statistika induktif (inferensial ) : statistika yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel diambil. Statistika inferensial ( induktif ) mempunyai tujuan untuk penarikan kesimpulan, sebelum penarikan kesimpulan dilakukan suatu dugaan yang dapat diperoleh dari statistika deskriftif. Ada 2 macam statistika induktif yaitu

a.    Parametrik : untuk menganalisis data interval atau cara yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal, diantaranya probabilitas dan teori keputusan, metode sampling, teori pendugaan, pengujian hipotesa, regresi dan korelasi

b.    Non parametrik : untuk menganalisis data nominal dari ordinal dan populasi yang bebas distribusi.

 

DATA

Pengertian data adalah bentuk jamak dari datum, yaitu keterangan atau informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan.

Tujuan mengumpulkan data, yaitu untuk memperoleh gambaran suatu keadaan, sebagai dasar pengambilan keputusan.

Syarat data yang baik

            Untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dan benar maka data yang dikumpulkan dalam pengamatan harus nyata dan benar. Syarat data yang baik antara lain :

1.    Data harus obyektif ( sesuai dengan keadaan sebelumnya )

2.    Data harus mewakili ( representatif )

3.    Data harus up to date ( terkini )

4.    Data harus relevan dengan masalah yang akan dipecahkan.

Pembagian jenis data

            Ada 2 jenis data, yaitu

1.    Menurut cara memperoleh data

a.    Data primer adalah data yang dicatat langsung dilapangan oleh pengamat atau peneliti. Contohnya melalui pengamatan langsung, melalui wawancara, melalui angket, dll

b.    Data sekunder adalah data yang dicatat oleh sumber lain, biasanya berupa data histori. Contohnya data curah hujan selama 3 tahun.

2.    Menurut sifatnya

a.    Data kualitatif adalah data yang berupa kalimat, kata atau gambar. Contohnya mutu pendidikan di AMG cukup tinggi, taruna AMG umunya berpenampilan rapi.

b.    Data kuantitatif terbagi menjadi 2, yaitu

i.              Data diskrit / nominal adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung / membilang

ii.            Data kontinu adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Ada 3 macam data kontinu

Ø  Data ordinal adalah data dalam bentuk peringkat atau berjenjang. Misalnya juara 1,2,3 dst. Biasanya makin kecil angkanya semakin tinggi nilainya.

Ø  Data interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nilai nol ( absolut ). Misalnya nol derajat celcius. Tetapi mempunya nilai walaupun datanya nol tapi masih mempunyai nilai.

Ø  Data rasio adalah data yang jaraknya sama tetapi mempunyai nilai nol absolut. Jadi kalau data nilainya nol maka tidak mempunyai arti apa-apa. Misalnya panjang (m), berat (kg). 

Fisika Atmosfer

Published October 18, 2011 by tarunalangitan

Chapter I

Atmosfer adala selubung udara yang menyelimuti bumi akibat gravitasi bumi dengan berbagai macam proses didalamnya meliputi proses kimia, gerakan-gerakan dinamis maupun proses-proses fisika.

atmosfer terbentang dari permukaan daratan maupun lautan dipermukaan bumi sampai ketinggian tak terhingga (relatif), kerapatannya mendekati kecil tak terhingga pada ruang angkasa bebas.

pada ketinggian 80 km ( +/- 50 mile) atmosfer kerapatannya cukup hampa untuk menebarkan cahaya matahari menjadi sinar tampak.

pada ketinggian 600 km (+/- 330 mile) kerapatan atmosfer menjadi sangat rendah, gas-gas tertentu mulai berkurang keberadaannya dan lintasa-lintasan molekul gas cukup panjang membentuk orbit elip dalam medan gravitasi bumi.

pada ketinggian 1000 km (+/- 600 mile) kerapatan atmosfer masih cukup menghasilkan efek-efek aurora yang dapat diamati.

pada ketinggian 30.000 km (+/- 18.600 mile) diatas permukaan bumi, suatu gerakan molekul bagaikan dalam rotasi benda padat dan tidak dapat dipandang sebagai orbit akibat gaya gravitasi bumi, sehingga ketinggian ini bisa diambil sebagai kemungkinan batas limit lapisan atas atmosfer

Atmosfer secara vertikal dapat dibagi atas sejumlah lapisan-lapisan, tetapi secara umum pembagian lapisan-lapisan yang sering dipakai dan diakui adalah 

1. Lapisan TROPOSFER dari permukaan +/- 10 km

2. Lapisan STRATOSFER dari +/- 10 km sampai +/- 80 km

3, Lapisan IONOSFER diatas +/- 80 km

dan masing-masing lapisan sering dibagi kedalam/ beberapa lapisan lagi. Troposfer berisikan bagian terbesar dari massa atmosfer (+/- 3/4) dan berisikan hampir semua uap air atmosfer, pada umumnya kejadian-kejadian cuaca sangat erat sekali dengan fenomena Troposfer.

pers. (2.4) : p1=p0 e.p (-z1/H)

disebut / dikenal sebagai persamaan barometer

p0= Tekanan udara Permukaan

z = Ketinggian Permukaan z=0

z1= Ketinggian

H = Skala Ketinggian, suatu ukuran dalam atmosfer

bila z1=H lalu p1=p0.e-1 —> p1=0,37 p0

karena itu H adalah ketinggian dimana tekanan udara 37% tekanan udara permukaan. Tekanan udara menurun 1/e untuk setiap penamabahan ketinggian sebesar skala ketinggian

FENOMENA ATMOSFER

1. Cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu saat tertentu dalam waktu yang relatif / tidak terlalu lama

unsur cuaca diantaranya adalah arah dan kecepatan angin, tekanan udara, suhu udara, endapan, dsb.

2. Angin adalah massa udara yang bergerak dari yang bertekanan tinggi ketekanan rendah.

arah angin dalam pengamatan ditentukan darimana angin itu datang, yang besarnya sudut datang dihitung dari arah utara (0o) searah jarum jam, dan kecepatannya dinyatakan dalam km/jam atau dalam knot (1,8 km/jam = 0,5 m/detik )

pengukuran arah dan kecepatan angin lazimnya adalah komponen horizontalnya, yang menarik dari fenomena angin adalah bila kecepatannya yang sangat lemah bila terjadi didaerah yang sedang mengalami polusi udara yang tinggi dapat sangat berbahaya, begitu pula kecepatan angin yang sangat tinggi seperti pada daerah-daerah yang terjadi Defresi tropis, Low area, atau siklon dan sejenisnya.

3. Hujan ( fenomena paling komplek )

satu diantara jenis endapan dalam atmosfer berbenuk partikel air yang jauh kepermukaan bumi. ( R= 0,5 mm ). Partikel air yang tidak sampai jatuh kepermukaan bumi = VIAGA ( R<0,5 mm )

4. Awan merupakan kumpulan partikel uap air dan berbagai polutan lainya didalamnya. Jenis awan secara garis besar adalah 

1. Awan rendah = Cu,Cb,St,Sc

2. Awan menengah = Ac, As, Ns

3. awan tinggi = Cs,Cc,Ci

pembentukan awan tergantung kepada faktor makro fisis dan mikro fisis atmosfer. Dapat dikategorikan kedalam 4 kelompok genetika mekanisme pergerakan vertikal yang dapat mendukung terbentuknya awan 

a. aliran keatas secara perlahan-lahan diatas wilayah udara yang luas diasosiasikan dengan adanya tekanan tinggi dan sistim tekanan rendah

b. konveksi thermal

c. aliran udara keatas oleh mekanisme turbulensi

d. kenaikana / aliran keatas akibat kondisi orografi

5. Cuaca Daerah Tropis

> perubahan suhu udara antara musim dingin dan musim panas sangat rendah dibandingkan daerah lintang menengah ataupun lintang tinggi.

> sebagian besar daerah tropis terdiri dari lautan dengan variasi suhu +/- 3o c dan diatas kontinental variasinya +/- 10oc. Pembentukan daerah hujan, badai guntur dari jenis endapan lainnya lebih didominasi oleh kondisi lokal ( orografi ) dengan sebagian dipengaruhi oleh kondisi daerah-daerah intang menengah terdekat.

6. Peta Cuaca

a. peta cuaca sipnotik permukaan

b. peta cuaca sipnotik upper-air

c. peta / aerological diagram.